Alarm dari Pengajian Rutin Guru dan Tendik MA Darul Ulum Banda Aceh.
Banda Aceh – Fakta mengkhawatirkan tentang paparan pornografi digital yang kian mudah menjangkau siswa melalui gawai mereka mencuat dalam forum pengajian rutin internal Guru dan pendidik MA Darululum Banda Aceh.

Makin mudahnya Acces Fornografi menjadi alarm keras dan tidak lagi dianggap hal sepele, kalau dibiarkan dapat berdampak langsung pada dua aspek fundamental perkembangan siswa, prestasi belajar dan moral.
Seharusnya dunia pendidikan harus mewanti wanti dan menyadari bahwa kemudahan akses pornografi digital ini memiliki konsekuensi serius yang teramati pada perilaku dan capaian siswa:
- Penurunan Prestasi Belajar: Paparan dan kecanduan pornografi digital secara empiris diketahui mengganggu fungsi kognitif, terutama kemampuan konsentrasi dan fokus. Otak yang terstimulasi secara berlebihan oleh konten adiktif menjadi kurang mampu untuk terlibat dalam proses belajar yang membutuhkan atensi dan pemikiran mendalam. Siswa menjadi mudah terdistraksi, kehilangan motivasi untuk tugas-tugas akademik, dan akhirnya mengalami penurunan drastis dalam nilai dan capaian belajar mereka. Gawai yang seharusnya menjadi alat bantu belajar, justru menjadi pengalih perhatian utama yang merusak potensi akademik.
- Erosi Moral dan Akhlak: Dampak pada moralitas adalah yang paling mengkhawatirkan. Paparan konten pornografi, yang seringkali menyajikan gambaran relasi yang tidak sehat, objektivitas, dan bahkan kekerasan seksual, mendistorsi pemahaman siswa tentang seksualitas, hubungan interpersonal, dan nilai-nilai luhur. Ini dapat mengikis rasa empati, menormalisasi pandangan yang salah terhadap lawan jenis, dan secara perlahan menggerus nilai-nilai agama dan budaya yang telah ditanamkan. Bagi konteks Aceh yang kental dengan nilai-nilai Islam, fenomena ini merupakan pukulan telak terhadap benteng moral generasi.

Fakta yang disampaikan dalam pengajian tersebut menegaskan bahwa ancaman pornografi digital bukan ilusi, melainkan realita yang dihadapi para pendidik di lapangan, dengan dampak konkret yang menggerogoti kualitas sumber daya manusia yang sedang mereka didik. Temuan ini mendesak perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, kepala sekolah, guru, dan praktisi pendidikan di manapun berada. Ini adalah panggilan untuk mengevaluasi kembali strategi perlindungan siswa di era digital, fokus pada fakta dampak yang terjadi, dan mengambil langkah nyata berdasarkan bukti di lapangan.
Menanggapi fakta mengkhawatirkan yang terungkap dari pengajian rutin pendidik Dayah Darul Ulum YPUI Banda Aceh tersebut, Samsul Bahri, Humas MA Darul Ulum Banda Aceh, menyampaikan seruan untuk perhatian yang sangat mendesak dari semua pihak. Kami sangat berharap, apa yang terlihat di permukaan saat ini bukanlah ‘fenomena gunung es’, yang berarti masalah sebenarnya jauh lebih besar, lebih dalam, dan telah merasuki lebih banyak anak-anak kita dari yang kita sadari.[]