Tak Sekadar Festival Budaya Jepang, BUNKASAI Jadi Kelas Belajar Siswa MAN 1 Banda Aceh

MAN 1 Banda Aceh

Suasana di AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK) pekan lalu terasa berbeda. Ratusan orang hilir mudik menikmati BUNKASAI 2025, festival budaya Jepang yang penuh warna. Di tengah keriuhan itu, 16 siswa MAN 1 Banda Aceh tampak antusias mengikuti setiap kegiatan, seakan sedang berada di sebuah “kelas besar” tentang budaya Negeri Sakura.

Bagi mereka, BUNKASAI bukan hanya hiburan, tetapi pengalaman belajar yang nyata. Mulai dari mengenakan Yukata, mencoba seni lipat kertas origami, hingga menyimak seminar “Study in Japan” bersama Konsul Jenderal Jepang di Medan, Mr. Furugori Toru. Semua kegiatan menjadi pintu pembuka wawasan baru.

“Rasanya seperti masuk ke dunia yang selama ini hanya kami lihat di buku atau film. Sekarang kami bisa mengalaminya langsung,” ungkap Ayna Marthunis, salah seorang siswa dengan mata berbinar.

Tak hanya soal budaya, para siswa juga mendapat inspirasi tentang peluang beasiswa dan studi di Jepang. Talk show bertajuk “All About Japan & Surviving Work or Study in Japan” memberi gambaran nyata bagaimana generasi muda Aceh bisa menjejakkan kaki di Negeri Matahari Terbit.

Festival yang berlangsung pada 23–24 Agustus 2025 ini mengusung tema “Harmony in Diversity: Bridging Indonesia and Japan”. Bagi siswa MAN 1 Banda Aceh, partisipasi mereka menjadi momen berharga untuk belajar lebih luas di luar kelas sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri menghadapi tantangan global.
`
“Pengalaman seperti ini membuat kami ingin terus belajar dan membuka diri pada hal-hal baru,” tambah Jumayl, seorang peserta lainnya.

Dengan semangat yang mereka bawa pulang, keikutsertaan siswa MAN 1 Banda Aceh di BUNKASAI 2025, yang digelar di USK akhir pekan lalu—meninggalkan jejak yang lebih dalam dari sekadar festival: pelajaran hidup tentang keberagaman, persahabatan, dan pentingnya menjelajah dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *